Blitar – Limbah tak selamanya hanya menjadi sampah. Dengan sedikit kreatifitas, barang yang tidak bernilai bisa diubah menjadi 'mesin penghasil uang'. Salah satu contohnya adalah limbah cangkang atau batok kelapa..
Siapa sangka batok kelapa yang dianggap tidak bernilai, ternyata masih bisa disulap menjadi barang bernilai tinggi. Tidak hanya dibakar untuk menjadi arang, namun ternyata cangkang kelapa ini masih bisa diubah menjadi barang yang lebih bernilai dari sekedar arang saja.
Adalah Ismarofi, perajin batok kelapa dari Desa Tanjungsari Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar yang awalnya memasarkan produk kerajinan batok lewat mulut ke mulut kini memiliki omzet yang besar. Tak hanya diminati pasar lokal, kini produk kerajinan batoknya sudah menembus berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Mojokerto, Situbondo, Depok, Bekasi, Pekanbaru, bahkan sampai ke daerah Buntok, Kalimantan Tengah.
Saat memulai usahanya pada tahun 2009 silam, Ismarofi hanya bermodal Rp. 2 juta. Dibantu istrinya Ririn Rikawanti dan beberapa pengrajin di lingkungannya dia memulai usahanya. Pada mulanya melalui kegiatan pameran di Blitar beliau memasarkan produk kerajinannya. Lambat laun hasil kerajinan batok yang mayoritas berbentuk tas tangan tersebut banyak diminati.
Awal Door to Door, Kini Ditawarkan Lewat Website
Saat itu, ayah tiga anak ini memasarkan dengan cara door to door dan mulut ke mulut. “Kalau sekarang sistem marketingnya sudah dibantu rekan-rekan lewat Website KerajinanBatok.com. Saya sendiri ndak mudheng (tidak paham,Red) soal itu”, kata Rofi, panggilan akrab Ismarofi, sambil terkekeh.
Rofi menggunakan batok kelapa tua yang warnanya coklat gelap natural. Warna natural tersebut hanya dipoles dengan pernis, sehingga tampak mengkilat. Hal inilah yang membuat kerajinan batok produksinya mempunyai ciri khas tersendiri. Sangat berbeda dengan kerajinan batok Bali yang cenderung menggunakan batok kelapa muda.
Punya Lebih Dari 20 Model
“Untuk desain kami sudah punya lebih dari 20 model dengan desain terbaru tas batok batik, tas ini dibuat dengan menggabungkan batok dengan batik”, kata Rofi menjelaskan. Untuk suplai bahan baku, selama ini Rofi menjalin kerjasama dengan para pengusaha kopra di Kabupaten Blitar. Dia membeli satu truk batok kelapa yang beratnya kira-kira mencapai 3 ton dengan harga Rp. 3 juta.
Proses produksi kerajinan batok kelapa dilakukan setiap hari dengan mempekerjakan sebanyak 25 karyawan. Per harinya bisa memproduksi 10 sampai 15 ribu kepingan kecil batok. Sedangkan untuk tas, tergantung pada ukuran tasnya. “Ya kepingan itu nantinya ditempelkan ke desain”, ujar Rofi.
Berkat Go Online, Omzet naik hingga 45%
Gebrakan marketing dilakoni Rofi pada 2011 lalu. Bermula dari ngobrol santai dengan keponakannya bernama Taufan Rezzafri, keponakannya itu lalu mengajak dua sahabat SMA-nya, Kurniawan Subiantoro yang ahli teknologi informatika & internet marketing untuk membuat website, serta Alfian Andri sebagai investor utama. Mereka bertiga kemudian membuat website dengan nama KerajinanBatok.com. “Awal Januari 2011 mulai bikin website, tapi baru mulai fokus melakukan pemasaran via internet pada Desember 2011”, kata Kurniawan.
Dampak dari munculnya kerajinanbatok.com di internet ternyata cukup bagus. Penghasilan dari pemasaran via internet saja mencapai Rp. 15 juta per bulan. Sehingga total ia bisa meraup omzet sekitar Rp 20-30 juta per bulan. Uang yang cukup besar tersebut awalnya hanya dari modal yang sangat kecil, bahkan tak sampai jutaan rupiah. “Tambah besar, tambah tenaga, dan makin banyak pengangguran yang terserap”, ujar Rofi.
Ke Depan, Rofi beserta tim KerajinanBatok.com ingin menyasar pasar luar negeri. Namun pastinya, untuk saat ini mereka terus menjaga pasokan produk KerajinanBatok.com bagi konsumennya. “Rasanya juga senang bisa memberdayakan pemuda dan ibu-ibu produktif, untuk mendukung kerajinan ini”, tandas Rofi. (*/habibi)
-----------
(Yang mau beli eceran silahkan hubungi saya, tapi kalau mau jadi reseller silahkan langsung ke kerajinanbatok.com)
2 Komentar untuk "Kerajinan Batok Kelapa, Mengubah Limbah Tak Berguna Jadi Pundi-pundi Rupiah"
wow,, keren produk lokal,, moga bisa cepet go internasional
Amiiinnn