Anak kera mencuri manggis
Matanya pedih kena jelatang
Awak tertawa hati menangis
Karena kekasih dibawa orang
Mabuklah orang dalam perahu
Ombak besar setinggi rumah
Mabuklah abang memendam rindu
Adik kudengar pergi menikah
Baik berburu di malam hari
Bersuluh bulan dengan bintang
Adik kucumbu di dalam mimpi
Tubuhmu sudah ditangan orang
Untuk apa orang ke hulu
Kalau klek sudah berlubang
Untuk apa hamba menunggu
Kalau adik sudah bertunang
Hari minggu jalan ke pasar
Disana belanja membeli udang
Hatiku pilu rasa terbakar
Bunga kupuja dipetik orang
Habislah buah pisang nangka
Pisang serawak tegak sebatang
Habislah tuah hilanglah muka
Pinangan awak ditolak orang
Fajar subuh sudahlah terbit
Tanda hari menjelang siang
Terbakar tubuh dadaku sakit
Adinda kini dipinang orang
Galah bukan sebarang galah
Galah orang pemanjat pinang
Salah bukan sebarang salah
Salah abang lambat meminang
Buluh cina berwarna kuning
Tegak lurus dengan kokohnya
Karena adik sudah berpaling
Badanku kurus menanggung duka
Sudahlah makan tidak berkuah
Nasi yang ada terasa kurang
Sudahlah badan tidak bertuah
Kekasih pula dilarikan orang
Bagaimana padi tidakkan basah
Pagi petang dilimbur pasang
Bagaimana hati tidakkan patah
Kekasih hilang direbut orang
Diam-diam orang berkayuh
Karena takut dikejar buaya
Saban malam abang mengeluh
Karena adik sudah berpunya
Jatuh bangkit orang berburu
Mengejar kijang kesana sini
Tubuhku sakit tulangpun ngilu
Mendengar abang sudah berbini
Jatuh tupai salah melompat
Bekejar naik ke batang pinang
Tubuhku lunglai patah semangat
Mendengar adik dipinang orang
Beras padi diindang orang
Supaya tahu mana antahnya
Belas hati memandang abang
Adik ditunggu sudah berpunya
Belilah aruan serta belanak
Dapat dipindang sesudah bersih
Hati menyetan dadaku bengkak
Melihat abang berpindah kasih
Bulan sabit diambang petang
Makin dipandang semakin indah
Sudah senasib abang yang malang
Hendak meminang adik lah nikah
Bulan sabit di langit tinggi
Sayup-sayup mata memandang
Sudahlah nasib celaka diri
Adik kucinta dipinang orang
Dari teluk berjalan pulang
Naik kerumah sudahlah senja
Hatiku remuk bukan kepakang
Adik tercinta sudah berpunya
Kemana lagi membawa ketupat
Bunga sekaki sudahlah layu
Kemana lagi adik bermanja
Kanda kunanti tak mahu tahu
Bulan haji bulan mulia
Besar kecik tiada terbilang
Rasakan mati badan sebelah
Mendengar adik dipinang orang
Batang nangka putik sejari
Rebah ke tanah lapuk terbuang
Abang menyangka adik sendiri
Rupanya sudah duduk bertunang
Bagaimana bunga kan jadi mekar
Kalaulah kumbang sudah menyeri
Bagaiman hamba memberi kabar
Kalaulah abang sudah beristeri
Benang ditenun berhari-hari
Lambat laun menjadi kain
Abang melamun gila menanti
Adik lah kawin ke orang lain
Beras bukan sebarang beras
Beras ditumbuk membuang antah
Panas bukan sebarang panas
Panas menengok abang menikah
Banyaklah upih dicari orang
Untuk pembungkus lempuk durian
Hendak kupilih kekasih orang
Mabuklah hamba duduk sendirian
Bangau bukan sembarang bangau
Bangau putih berparuh panjang
Risau bukan sembarang risau
Risau kekasih direbut orang
Jikalau kumbang sudah menyeri
Tentulah kelopaknya menjadi layu
Kalaulah abang sudah beristeri
Tentulah adik kan kuberi tahu
Apa guna kacang direndang
Bila masak direndam lagi
Apa guna abang meminang
Bila isteri sudah beranak
Batang pinang sudahlah patah
Tak lama lagi tentulah rubuh
Orang kusayang sudah menikah
Kemana lagi dagang berlubang
Alangkah elok naik perahu
Di sana mudah mencari angin
Abanglah bujuk adik tak mau
Rupanya ada janji yang lain
Bagaimana titi takkan terendam
Hujan lebat semelah hulu
Bagaimana kami takkan berdendam
Tuan lah dapat pasangan baru
Bagaimana kita hendak berhenti
Karena di jalan orang curiga
Bagaimana hamba hendak berjanji
Karena tuan memandang harta
Badik diasah berulang kali
Untuk berperang melawan musuh
Adik gelisah mengenang janji
Kutengok abang kian menjauh
Bagaimanalah kita hendak berunding
Orang berbantah setiap hari
Bagaimana hamba hendak disunting
Abanglah sudah beranak isteri
Bagaimana kita hendak melangkah
Tulang sendiri terasa goyang
Bagaimana hamba hendak menikah
Abang lah menjadi laki orang
Tali kecapi disebut orang
Bila dipetik bunyinya nyaring
Hati ku ini mabuk kepayang
Karena adik sudah berpaling
Bagaimana kita hendak berlayar
Ombak besar memecah tebing
Bagaimana hamba hendak bersabar
Kudengar abang sudah berpaling
All about computer, internet and blogging tips trick
Home
»
cinta mati
»
hianat
»
Pantun
»
patah hati
»
pedih
»
perih
»
pilu
»
Puisi
»
putus cinta
»
Sastra
»
sedih
»
sendu
»
sms
»
tunangan
»
Pantun Putus Cinta
Popular Posts
-
Kerusakan pada monitor yang banyak macamnya, sebaiknya diketahui terlebih dulu urutan pengecekan perbaikan monitor, sehingga dalam pelaksa...
-
Windows XP Fire Edition 2011 dengan Service Pack 3 ini adalah OS terbaru buatan dari Bassem Galal, yang mana Windows XP modifikasi perpadu...
-
Cara Mendaftarkan / Submit Website dan Blog Ke 50 Search Engine Sekaligus [caption id="attachment_225" align="alignright"...
-
[caption id="attachment_715" align="alignright" width="300"] Web Hosting[/caption] Ada yang sedang mencari ho...
-
Hari Selasa, 24 April 2012 kemarin Google luncurkan algoritma baru yaitu ‘Google Pinguin’. Belum lagi selesai kengerian oleh google panda ...
-
Karena kemajuan dalam teknologi mobile, sekarang ini hampir semua ponsel dilengkapi dengan kemampuan surfing internet. Akibatnya, semakin ba...
-
Afikaa... | Iya | Ada yang baru nich | Apa? | Jambul Jagung | ha? Jambul Jagung? | sesuatu banget 'kan? ngekkk! Afika , si bintang iklan...
-
Baru saja saya sudah mendapatkan beberapa pertanyaan tentang bagaimana untuk men-download semua file dari folder pada sebuah situs web. Ada ...
-
Kali ini saya akan berbagi tentang Panduan Cara Membuat Toko Online Mudah Cepat dan Gratis!. Artikel ini merupakan lanjutan dari Panduan Len...
-
Hacking ini menggunakan teknik : * Sniffing * ARP Poison Routing Kedua Teknik di atas tidak akan bisa dicegah oleh firewall apapun di komput...
Lek Dis Yo
Blog Temen
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2014 Habibi Mustafa - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info
0 Komentar untuk "Pantun Putus Cinta"